Tips dan trick “Mengelola Keuangan” Generasi Millenial

Amalia De Tavarel, Candra Indraswari, M.Psi., Psikolog
Perekonomian pada generasi millenial jaman sekarang banyak diisukan dengan boros, pengeluarannya tidak terartur, dan gemar menghamburkan uang hanya untuk sekedar “nongkrong”, berbelanja maupun traveling. Era teknologi yang berkembang pesat juga membuat millenial tak lepas dengan dunia internet. Perkembangan teknologi pun memudahkan millenial untuk melakukan transaksi virtual atau berbelanja melalui online. Platform-patform media sosial jaman sekarang pun banyak ditemui iklan-iklan. Selain itu, tumbuh pula tren-tren yang terkadang viral diantara millenial. Millenial yang hidup berdampingan dengan media sosial terkadang tidak menyadari iklan-iklan maupun tren-tren tersebut dan akhirnya membuat mereka melakukan pembelanjaan yang tidak direncakan.
Webinar kali ini (22/8) memberikan tips dan trik untuk para millenial dalam mengelola keuangannya. Millenial yang merasa belum memiliki tanggungan, terkadang belum menyadari bahwa masa muda adalah masa yang bagus untuk memulai start di fase selanjutnya. Tidak hanya itu, energi yang masih banyak, kesehatan yang masih fit, serta belum memiliki banyak tanggungan, membuat mereka berpikir bahwa masa-masa tersebut adalah waktu yang pas untuk mengumpulkan kekayaan. Oleh karena itu, terdapat langkah-langkah yang harus diambil milenial untuk mengelola keuangannya.
Pertama adalah financial check up, yaitu mengetahui titik start perekonomian berada pada titik mana. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, “Apakah ekonomi kita sehat atau tidak?”. Hal tersebut dapat dijawab dengan melihat pemasukan, hutang, dan pengeluaran yang dimiliki. Selanjutnya adalah dengan membuat rancangan anggaran yang harus dipatuhi. Anggaran pun terbagi beberapa hal, seperti anggaran rutin (makan, pulsa, dan lain-lain), anggaran tidak rutin (servis kendaraan, dan lain-lain), anggaran jangka pendek (anggaran 1 tahun seperti uang SPP sekolah ,ddan lain-lain), dan anggaran jangka panjang (dana pensiun, uang menikah, dan lainnya). Saat membuat rancangan anggaran haruslah secara rasional dan tidak terlalu mepet. Ketika anggaran tersebut terlalu ketat, seseorang akan menjadi susah untuk disiplin karena merasa malas dan tidak enjoy dalam menjalankannya. Selain itu, anggaran setiap orang tidak dapat disamakan. Boleh jadi, income atau pendapatannya sama tetapi pengeluaran dan tanggungannya berbeda. Semua hal itu ditentukan oleh life style atau gaya hidup masing-masing. Setelah anggaran, maka yang selanjutnya adalah cara untuk memebuat cadangan, yaitu dengan memiliki dana darurat sebagai proteksi. Kemudian langkah terakhir adalah menabung dan investasi.
Timbul pertanyaan, “Bagaimana hasil yang ideal dari financial check up?”. Pertama, dipastikan hutang maksimal adalah sebesar 50% dari aset, lebih rendah dari itu lebih bagus, paling tidak 10%-30% dari pemasukan, pun jika tidak ada jauh lebih bagus. Selanjutnya, menabung minimal 10% dari pemasukan. Alangkah baiknyan langsung menabung setelah menerima pemasukan, selain untuk dana darurat. Dana darurat dapat dipakai ketika terdapat pengeluaran yang tidak terencana, karena jika tidak memiliki dana darurat, seseorang biasanya akan berlari pada hutang.
Ketika ekonomi sudah sehat, dana darurat cukup, dan memiliki tabungan, maka Langkah selanjutnya adalah melakukan investasi. Ketika melakukan investasi, milenial harus mengetahui dan paham mengenai instrumen investasi beserta karakteristiknya. Lakukan pengecekan pada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan cari informasi sebanyak- banyaknya mengenai investasi tersebut seperti deposito ketentuannya, biayanya, dan resikonya. Lebih jelasnya, melakukan suatu investasi haruslah legal dan logis. Selain investasi, ketika keuangan sudah sehat dapat juga menyisihkan income untuk hobi dan bersenang-senang seperti traveling dan shoping. Akan tetapi, dengan catatan tidak membuat keuangan berantakan dan tetap patuh pada rancangan anggaran.