Isu Terkini Dan Aplikasi Psikologi Positif

Rizqon Abdillah, Candra Indraswari, M.Psi., Psikolog
Positif thinking merupakan bagian dari Psikologi Positif. Konsep dari psikologi positif meliputi positif thinking, self-development, serta berbagai hal mengenai emosi positif. Psikologi positif awalnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit mental dan membantu masyarakat agar hidup lebih produktif dan bermakna. Kemudian berkembang untuk pengembangan bakat dan potensi seseorang.
Adapun target Psikologi Positif pada tahun 2000 yaitu Authentic Happines yang meliputi positif emotion, engagement, meaning. Sedangkan pada tahun 2006 yaitu Flourishing, meliputi: positif emotion, engagement, relationship, meaning¸acomplishment. Tokoh Penemu Psikologi Positif yaitu Martin Seligman, Mihaly, Ed Diener, David Cooperrider, Barbara Fredickson, dan lainnya.
Kemudian, Seminar Series “Isu Terkini Dan Aplikasi Psikologi Positif” (5/9) juga membahas tentang Toxic Positivity. Toxic kok positif? Ternyata Toxic Positivity adalah individu yang hanya menghilangkan emosi negatif, namun menolak hal yang memicu munculnya emosi negative tersebut. Emosi negatif melekat dalam memori lebih kuat dibanding dengan emosi positif sehingga lebih mudah dikenang, Maka, emosi negatif dapat dikatakan 3 (tiga) kali lipat lebih kuat daripada emosi positif. Dengan demikian, perlu dibangun emosi positif yang kuat.
Bahagia itu sederhana, namun pada kenyatannya tidak seperti demikian. Hal yang sederhana adalah kesenangan, bukan bahagia. Adapun salah satu tokoh Psikologi Positif adalah Seligman berpendapat bahwa Flourishing merupakan orang yang ingin berkembang namun nyaman. contohnya orang berkembang karena power, bukan tekanan. Setiap orang memiliki virtues atau kkebajikan masing-masing.
Kini, Psikologi Positif sudah memasuki gelombang ke-3. Pola asuh di Indonesia yang berkembang adalah pola pikir yang menekankan pada kekurangannya, bukan kelebihan atau potensinya. Psikologi Positif pada gelombang 1 fokus tentang being, sedangkan pada gelombang 2 fokus pada inter being dan pada gelobang 3 berkembang menjadi fokus mengurangi depresi dan meningkatkan kesejahteraan.
Setiap orang penting membangun Strengths (kekuatan). Strengths berkorelasi negatif dengan stress. Tujuannya adalah menemukan faktor dan potensi berkembangnya individu, komunitas, dan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang. Namun demikian, Psikologi Positif belum dapat masuk ke dalam kebijakan pemerintah, Akademisi dan konsultan perlu berkolaborasi agar menghasilkan kebijakan pemerintah dan memupuk kebahagiaan. Dalam hal ini, harus mengembangkan positif karakter.
Cepat atau lambat, individu pasti akan mengalami perubahan, maka perlu adanya adaptasi. Riset pada tahun 2019, tingkat kebahagiaan berdasarkan negara-negara di ASEAN, Indonesia mendapatkan posisi 92. Dalam hal ini negara kita tertinggal cukup signifikan dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand, serta Singapura. Sedangkan pada survei tingkat kebahagiaan tenaga kerja secara global pada tahun 2019 Indonesia menduduki peringkat 45 dari 57 negara. Hal ini dikarenakan angkatan kerja Indonesia cenderung tidak puas di tempat kerja dan banyak menuntut perubahan. Adapaun yang mempengaruhi kebahagiaan di perusahaan yaitu pemimpin, work style, dan reward.