Peran Purpose & Value dalam Membangun Team

Rizqon Abdillah, Candra Indraswari, M.Psi., Psikolog

Purpose menurut bahasa Inggris berarti tujuan, namun menurut KBBI dapat berarti yang dikehendaki atau arah. Adapun hubungan purpose terhadap perusahaan ialah, dapat memberi jawaban tentang alasan mengapa kita melakukan sesuatu hal yang penting, menantang, luar biasa, atau bisa berupa motivasi, dan kebanggaan dan rasa puas. Selain itu, purpose yang baik mengandung terciptanya dunia yang lebih baik, menjadi inspirasi bagi semua elemen dalam organisasi, atau menjadi dasar tolok ukur dalam menghasilkan keputusan.

Kemudian, value menurut KBBI adalah sifat-sifat yang penting dan berguna bagi manusia atau arah. Value adalah predisposisi dari sikap dan dapat diartikan sebagai panduan organisasi untuk memiliki arah dan tujuannya. Value dalam perusahaan memiliki bentuk seperti aturan main yang disepakati, sebagai "lem" yang menyatukan semua elemen, serta memberi identitas yang kuat baik internal, maupun eksternal. Contohnya seperti perusahaan Nestle yang memiliki value "Rooted in Respects".

Mengelola Tim yang baik tentu tidaklah mudah. Bahrul dalam webinar kali ini (22/8) menyampaikan bahwa beberapa orang menyia-nyiakan tim yang dibentuk, terlebih menyia-nyiakan tim atau seseorang yang berprestasi, seperti seseorang atau tim yang memiliki kinerja melebihi target atau lainnya. Tim adalah senjata untuk menang, sehingga siapapun yang dapat mengendalikan tim, maka ia berhak menjadi pemenang.

Bagaimana membangun tim yang baik? Tim yang baik terbentuk dengan mengenal tantangan yang dimiliki organisasi. Sebuah tim juga memiliki susunan atau hirarki. Struktur umumnya berbentuk hirarki, namun kini mungkin bisa diubah menjadi melingkar. Mengapa? Karena hal tersebut lebih fleksibel dalam penugasan dan tanggung jawab. Dengan demikian dapat menjadikan jaringan yang selaras, terjadinya kerjasama, adanya inisiatif, dan lain-lain.

Terdapat lima level organisasi, pertama yaitu level “I” atau individualistik. Pada level ini, karyawan merasa tidak melakukan hal yang bermakna, tujuannya hanya bekerja dan mendapatkan penghasilan. Kedua adalah level “We”, artinya pada level ini karyawan memiliki fokus optimis, pun potensi dan kompetensi antar karyawan dapat menguntungkan organisasi serta konflik antar karyawan dapat merugikan organisasi. Selanjutnya ialah level “Organisation”, sudah mengarah pada fokus dan tujuan. Pada level ini terdapat performance management, maintaining standard, serta pencapaian top-down goal. Selain itu, budaya organisasi pada level ini adalah kepatuhan. Tentu saja hal ini memiliki kekurangan khususnya pada inovasi, kreatifitas, dan lain-lain. Kemudian level “Customer” atau pelanggan. Pada level ini seluruh elemen organisasi berfokus kepada pelanggan, meliputi cara melayani pelanggan dengan baik, cepat, dan maksimal, serta lebih cost effective. Terakhir adalah level “Purpose” atau tujuan yang artinya, karyawan memiliki rasa bermakna bagi orang lain, memberi makna akan kemuliaan dalam pekerjaan, serta timbulnya perasaan positif lainnya seperti kepuasan atau kebanggan.

Sebagai penutup, keselarasan dalam tim dapat ditinjau melalui visi dan misi, value, serta goal yang menjadikannya energi luar biasa. Tidak hanya itu, namun juga menjadi lebih fokus, tidak ada energi yang terbuang sia-sia demi mewujudkan cita-cita organisasi. Untuk mencapai tujuan, tim wajib mengelola kinerja dan mendapatkan umpan balik. Pengukuran tersebut dapat menggunakan QSSCP, salah satu pendekatan yang powerfull, meliputi Quality, Speed, Safety, Cost, People.