ALPIN SUKA ADAKAN SEMINAR ONLINE KIAT KULIAH KE LUAR NEGERI

Seminar meriah mimpi sekolah ke Luar
Yogyakarta – Sabtu (18/07) Alumni Psikologi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (ALPIN SUKA) mengadakan seminar online dengan tema “Raih Mimpi Belajar di Luar Negeri”. Acara ini dihadiri oleh dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Dr. Mochamad Sodiq, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan 1 Dr. Erika Setyawati, M.Si., Wakil Dekan II Dr. Sabarudin, M.Si., Wakil Dekan III Dr. Sulistyaningsih, M.Si., ketua program studi Psikologi Lisnawati, M.Psi., Psikolog, sekretaris program studi Psikologi Mayreyna Nurwardani, S.Psi., M.Psi., beserta para dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Peserta dalam acara ini dari berbagai macam daerah serta juga berasal dari berbagai macam perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Dr. Mochamad Sodiq, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa dunia sangat luas namun karena teknologi maka seolah tidak ada batas. Maka, belajar ke luar negeri saat ini menjadi keniscayaan. Meskipun demikian, ketika sudah belajar ke luar negeri, jangan lupa kembali untuk berkarya dan mengabdi. Di sisi lain, ketua program studi Psikologi Lisnawati, M.Psi., Psikolog menyampaikan bahwa belajar ke luar negeri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan. Adapun pendidikan yang baik akan dapat memajukan peradaban. Selain itu, Lisnawati juga mendorong alumni psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk semakin aktif berkegiatan agar dapat menebarkan manfaat. Sedangkan, Ketua ALPIN SUKA Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog menyampaikan dalam sambutannya bahwa belajar harus mau keluar dari zona aman dan nyaman, salah satunya belajar ke luar negeri.
Hadir sebagai pembicara adalah Min Hajul Abidin, S. Psi (Psikologi 2013, Awardee Chinese Government Scholarship 2018, Southwest University), Sabiqotul Husna S.Psi., M.Sc (Psikologi 2008, Maastricht University The Netherlands, Beasiswa Mora Scholarship 5000 doktor), dan Denisa Apriliawati, M.Res (Psikologi 2010, University of Manchester 2016, Beasiswa LPDP, PK 47 2015).
Min Hajul Abidin menjelaskan bahwa belajar ke luar negeri bukan hal yang sulit. Hambatan yang sering dialami adalah banyak orang yang ingin ke luar negeri namun sudah takut. Sebelum mendaftar, hendaknya memahami jenis-jenis beasiswa terlebih dahulu. Hal ini disebabkan setiap jenis beasiswa memiliki tahapan dan persyaratan. Meskipun demikian, sebagian besar persyaratan beasiswa ke luar negeri sama. Strategi lain adalah harus mencatat time schedule tahapan pendaftaran ke kampus luar negeri karena setiap tahun bisa berubah-ubah. Salah satu persyaratan penting adalah Letter of Accepptance. Beberapa strategi lain adalah gemar mencari informasi, buat daftar beasiswa, ukur kemampuan diri, kuatkan keyakinan, dan belajar bahasa asing.
Sedangkan, Sabiqatul Husna menyampaikan bahwa merencanakan pendaftaran belajar ke luar negeri harus dilakukan secara rinci dan jauh-jauh hari, misalkan satu sampai dua tahun sebelum target. Mencari informasi bisa ke pameran-pameran beasiswa, mencari informasi di internet, serta bertanya kepada seseorang yang sudah berpengalaman belajar ke luar negeri. Salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam kuliah ke luar negeri adalah motivation letter. Motivation letter adalah esai tentang alasan kuliah di luar negeri, rencana kuliah di luar negeri, serta potensi yang kita miliki. Motivation letter ini terdiri dari alasan memilih bidang kuliah/perguruan tinggi tertentu; menceritakan kualifikasi pendidikan, potensi, dan pengalaman belajar secara singkat; identifikasi kelemahan namun ada upaya untuk memperbaikinya; rencana masa depan setelah lulus kuliah. Boleh belajar dari contoh, namun jangan meniru karena motivation letter bersifat sangat personal. Jika motivation letter berbahasa asing, maka perlu diproofread. Ada juga study plan. Sebagian perguruan tinggi menjadikan satu antara study plan dengan motivation letter namun ada sebagian yang lain memisahkan keduanya. Modal lain yang tak kalah penting adalah bersifat fleksibel dan realistis.
Adapun Denisa Apriliawati menjelaskan tentang cara menyusun curriculum vitae (CV). CV untuk kuliah ke luar negeri biasa disebut dengan CV akademik. CV akademik ditulis mulai dari tahun terbaru, berisi kegiatan dan aktivitas akademik yang berkaitan, misalkan pendidikan, publikasi, penelitian, penghargaan, dan kemampuan. CV akademik bersifat sederhana namun berisi hal akademik yang menonjol dari kita, sehingga tidak panjang. Di luar negeri, fakultas psikologi jarang karena masuk ke fakultas tertentu. CV akademik hendaknya dibuat ringkas dan tidak terlalu panjang. Denisa juga berpesan bahwa pentingnya keterampilan penelitian dan publikasi selain keterampilan bahasa asing. Salah satu isi dari CV akademik adalah pengakuan dari dua tokoh akademik, maka hendaknya menjalin relasi yang baik dengan para dosen, ilmuwan, dan akademisi. (Ahmad S)