Psychologycal Safety

Oleh: Candra Indraswari & Alifvia Chairunnisa Setiawan

Psychological Safety adalah perasaan nyaman yang dialami oleh anggota organisasi yang awalnya sangat takut dalam mengutarakan pendapat. Apa yang mendasari ke performance atau kinerja dalam perusahaan?

  • Sebuah konsep lama yang menjadi sesuatu bahasan untuk menjadi manusia bintang.
  • Jika ingin mewujudkan sesuatu, maka harus mengutamakan kenyamanan psikologis.
  • Banyak pemimpin atau leader yang ingin sempurna, maka banyak follower yang dituntut untuk sempurna sehingga banyak yang takut salah dan tidak nyaman.
  • Follower yang baik boleh mengkritik dan membuat ide-ide baru.
  • Belajar dari kesalahan dan berani mengambil resiko maka dari kegagalan akan membuahkan inovasi serta hal-hal baru. Hal ini menjadi konsep psychological safety.
  • Apabila selalu menyalahkan, maka nanti akan menganggu kreatifitas.
  • Sebuah acara tidak harus sempurna, setelah dilakukan maka setelah itu melakukan diskusi, apa saja yang bisa dibahas dan menjadi hal-hal yang baru nantinya.
  • Apakah konsep psychological safety harus untuk industry tertentu?
  • Sebenarnya bisa diterapkan di berbagai industry, apalagi militer.
  • Ide-ide untuk membuat strategi itu bisa menjadi masukan, komandan dapat mengukur resiko.
  • Industri manufaktur yang SOPnya sangat strict, namun SOP bukan ‘Tuhan’. Setiap tahun melakukan evaluasi dan sebagai contoh bisa mengutarakan pendapat “bagaimana dengan memangkas SOP namun tetap memproduksi produk yang sama?”
  • Karyawan pasti memiliki potensi-potensi maka harus diberi kesempatan untuk mengutarakan ide-ide baru.
  • Ada faktor kesalahan yang memang pada awalnya tidak diperhitungkan. Namun, hal ini biasa karena merupakan faktor eksternal.
  • Leader memberi kesempatan pada follower. Jika sudah memiliki ide dan ada pertimbangannya, maka tidak perlu takut salah. Selanjutnya nanti akan dievaluasi.
  • Leader harus ikhlas dalam memberi kesempatan kepada follower untuk mengambil keputusan. Agar tidak terulang seperti dahulu, maka leader memberi warning.
  • Berilah keluwesan kepada follower, jangan terpaku pada aturan leader.
  • Bagaimana mempertahankan spirit follower? Leader juga sangat berperan dalam hal ini. Inisiatif yang dimiliki oleh follower juga harus menjadi pencerahan yang baru. Harus ada penengah dalam hal ini.
  • Harus ada sharing knowledge di dalam organisasi antara leader dan follower.
  • Leader siap dalam psychological safety, jangan terlalu banyak mengancam, dictator, akan ditinggal oleh effective follower, yang menetap hanya yang ingin nurut saja. Ruang improve akan sangat terbatas.
  • Lahirnya ide-ide, mempertimbangkan, dan mengambil keputusan.

Berita Terkait

Berita Terpopuler